Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
Centralpendidikan.com - Siapa yang sudah enggak asing dengan semboyan ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani!?
Ketiganya merupakan merupakan semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia yang diciptakan oleh Bapak Pendidikan RI, Ki Hajar Dewantara. Semboyan tersebut merupakan motto yang kami terapkan pada Centralpendidikan.com.
Nah, apakah kamu sudah tahu arti semboyan Ki Hajar Dewantara tersebut? Mungkin ada yang belum tahu arti dari semboyan ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani karena tertulis dalam bahasa Jawa.
Mari kita cari tahu bersama arti semboyan tersebut!
Arti Ing Ngarsa Sung Tulada
Ing Ngarsa sung Tuladha ; ing(di), Ngarsa(depan), sung(jadi), Tuladha(contoh/panutan) makna: Di Depan menjadi Contoh atau Panutan
Ing Ngarso Sung Tulodo : Dilihat dari asal katanya, maka ing ngarso sung tuladho itu berasal dari kata ing ngarso yang diartikan di depan, sung (lngsun) yang artinya saya, dan kata tulodo yang artinya tauladan.
Dengan demikian arti dari semboyan Ki Hajar Dewantara yang pertama ini adalah ketika menjadi pemimpin atau seorang guru harus dapat memberikan suri tauladan untuk semua orang yang ada disekitarnya.
Ing Ngarso Sung Tuladha dengan ungkapan Ngarso artinya depan dan Tuladha menunjukkan teladan, makna dari konsep ini adalah setiap manusia memiliki kesempatan menjadi pemimpin dengan memberikan teladan kepada siapa saja dalam kebaikan dan kehormatan. Dalam level management apa saja, ia harus memberikan contoh yang baik.
Arti Ing Madya Mangun Karsa
Ing Madya Mangun Karsa ; ing(di), Madya(tengah), mangun(berbuat), Karsa(penjalar) makna: Di tengah Berbuat Keseimbangan atau Penjalaran
Ing Madyo Mangun Karso : Dari asal katanya, maka Ing Madyo Mbangun Karso berasal dari kata Ing Madyo yang diartikan di tengah-tengah, Mbangun yang memiliki arti membangkitkan dan karso yang memiliki arti bentuk kemauan atau niat.
Dengan demikian makna dari semboyan Ki Hajar Dewantara yang kedua ini adalah seorang guru di tengah-tengah kesibukannya diharapkan dapat membangkitkan semangat terhadap peserta didiknya.
Ing Madya Mangun Karsa dengan madya berarti "tengah" dan karsa bermakna "kehendak". Siapapun kita, sebagai kepala keluarga adalah seorang middle manager, artinya apabila mau berpikir dan bertindak konsisten, siapapun pemimpin itu pasti punya atasan sekaligus bawahan. Jika ingin berhasil, dianjurkan untuk dapat memperhatikan, membentuk, memelihara dan menjaga keseimbangan antara kehendak juga keperluan atasan dengan bawahannya.
Arti Tut Wuri Handayani
Tut Wuri Handayani ; Tut(di), Wuri(berbuat/mengelola), Handayani(Dorongan) makna: Di Belakang membuat Dorongan atau Mendorong
Tut Wuri Handayani : Dari asal katanya, Tut Wuri Handayani, dirangkai dari kata tut wuri yang memiliki arti mengikuti dari belakang da kata handayani yang memilki arti memberikan motivasi atau dorongan semangat.
Dengan demikian semboyan ki Hajar Dewantara yang ketiga ini memiliki makna bahwa seorang guru diharapkan dapat memberikan suatu dorongan moral dan semangat kepada peserta didik ketika guru tersebut berada di belakang.
Asas Tut Wuri Handayani didasarkan pada asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam belajar.
Kemandirian dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar.
Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Jika disimpulkan, maka semboyan "ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani" bisa diartikan guru di depan memberikan contoh atau sebagai panutan, di tengah membangun kemauan atau niat, dan di belakang memberikan dorongan atau semangat.
Nah, itulah arti semboyan dalam bidang pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara.